Kegiatan usaha Tempo Scan Group dimulai dengan didirikannya PT. Perusahaan Dagang Tempo pada tanggal 3 Nopember 1953, yang bergerak di bidang perdagangan produk Farmasi, selanjutnya kelompok usaha tersebut mengembangkan sayap usahanya ke bidang manufaktur Produk Farmasi melalui berdirinya PT. Scanchemie pada tahun 1970. Berikutnya Tempo Scan Group melebarkan usahanya ke bidang perdagangan dan manufaktur Produk Kosmetika dan Produk Konsumen antara lain melalui PT. Barclay Products pada tahun 1977 dan PT. Rudy Soetadi pada awal dekade 80-an.

Dalam mengantisipasi perkembangan usahanya yang pesat maka di bawah kepemimpinan Dian P. Tamzil dan Handojo S. Muljadi, Tempo Scan Group melakukan proses restrukturisasi pada tahun 1991, untuk mempertajam fokus usaha pada bidang usaha utama (core business) yang terdiri dari kegiatan usaha produksi dan pemasaraan Produk Farmasi khususnya produk OTC (obat bebas tanpa resep), Produk Konsumen & Kosmetika serta Jasa Distribusi & Logistik. Melalui proses restrukturisasi tersebut maka kegiataan usaha yang tidak berkaitan dengan core business dihentikan, dan menjadikan PT. Scanchemie sebagai Holding Company menaungi core business-nya, sejalan dengan hal tersebut telah dilakukan pula perubahan nama menjadi PT. Tempo Scan Pacific.

Pada tahun 1994, sebagai bagian dari proses restrukturisasi tersebut dan juga dalam rangka meningkatkan transparansi laporan keuangan serta kegiatan manajemen, maka PT. Tempo Scan Pacific melakukan Go Public dan menjadi perusahaan publik yaitu PT. Tempo Scan Pacific, Tbk (“Tempo Scan”), dengan mencatatkan saham-sahamnya sejumlah 75.000.000 lembar saham di Bursa Efek Indonesia/BEI (dahulu Bursa Efek Jakarta/BEJ). Pada tahun 1995 jumlah saham tersebut telah ditingkatkan menjadi 150.000.000 lembar saham dengan dirubahnya nilai nominal masing-masing saham Tempo Scan dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 500 per lembar saham (pemecahan saham).

Pada tahun 1997, Tempo Scan tidak luput dari dahsyatnya badai krisis Ekonomi Asia dan gejolak politik dalam negeri, yang mengakibatkan perusahaan mengalami tekanan antara lain disebabkan oleh penurunan/depresiasi nilai tukar Rupiah khususnya terhadap US Dollar yang sangat besar, sehingga mengakibatkan kondisi keuangan perusahaan mengalami goncangan dan untuk pertama kalinya Tempo Scan mengalami kerugian.

Namun pada tahun 1999, dilandasi oleh sikap bertanggung jawab terhadap reputasi perusahaan dan nasib dari karyawan/watinya, maka bermodalkan kerja keras dan kejujuran Handojo S. Muljadi selaku Presiden Direktur Tempo Scan memutuskan untuk melunasi lebih awal hutang luar negerinya, termasuk antara lain pinjaman sindikasi dari bank-bank internasional (yang diperoleh perusahaan tanpa jaminan) sejumlah USD. 105 juta. Pelunasan hutang luar negeri tersebut antara lain bersumber dari penggalangan dana melalui Penawaran Umum Terbatas I pada tahun 1998, dimana BEI telah menyetujui pencatatan saham Tempo Scan sebanyak 300.000.000 lembar saham, sehingga jumlah saham tercatat Tempo Scan seluruhnya berjumlah 450.000.000 lembar saham.

Tindakan bertanggung jawab Tempo Scan tersebut melalui pelunasan hutang luar negerinya saat krisis ekonomi Asia dan gejolak politik serta keamanan tengah berlangsung, mendapat apresiasi dalam wawancara Handojo S. Muljadi yang dituliskan oleh Koran Bisnis Internasional terkemuka yaitu The Asian Wall Street Journal edisi 3 December 1999, yang kutipannya adalah sebagai berikut:

“Tempo may be among the first Indonesian companies to prepay a foreign loan since the country’s economic and political problems began in 1997.”

Yang diterjemahkan sebagai berikut:

“Tempo adalah perusahaan Indonesia Pertama di antara perusahaan lainnya yang telah membayar lebih awal hutang luar negeri sejak krisis ekonomi dan politik melanda Indonesia di tahun 1997.”

Pada tahun 2003 sebagai antisipasi terhadap perkembangan pesat teknologi informasi masa depan maka Tempo Scan Group telah mengimplementasikan Enterprise Resources Planning (“ERP”) SAP, untuk mendukung kegiatan operasional Tempo Scan Group agar menjadi lebih transparan, efisien dan efektif. Saat ini setelah 15 tahun diterapkannya ERP SAP hampir semua lini usaha Tempo Scan Group telah juga menerapkannya.

Dengan didasari keyakinan Tempo Scan Group terhadap kemampuan anak bangsa Indonesia untuk membangun industri manufaktur dalam negeri, sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap import produk-produk dari luar negeri dan membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia, telah dibangun pabrik Farmasi baru di EJIP Cikarang yang telah rampung dan beroperasi pada tahun 2005 dengan luas area total 76.105 m2.

Pada tahun 2007 sebagai wujud dari komitmen Tempo Scan Group untuk memperluas jaringan bisnis-nya ke luar negeri khususnya di wilayah Pacific, maka dibentuklah divisi internasional business yang terdiri antara lain dari International Beauty Products Ltd, Thailand tahun 2007, Tempo Scan Pacific Philippines di tahun 2010 dan Tempo Scan Pacific Malaysia di tahun 2012.

Seiring dengan terus berkembangnya kegiatan usaha Tempo Scan Group, kantor Tempo Scan Group pindah ke Tempo Scan Tower di Jl. HR Rasuna Said, Kav 3-4 Kuningan, Jakarta Selatan, Indonesia, yang terdiri dari total 30 lantai dan 4 basement seluas total 70.000 m2 dan diresmikan pada bulan Maret 2012.

Berikutnya sebagai perwujudan tanggung jawab dan niat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia khususnya keluarga dari golongan ekonomi lemah yang memiliki anak-anak, maka di tahun 2013 Tempo Scan Group mendirikan pabrik susu bubuk dan pabrik susu cair yang bersertifikasi IS0 22000. Pabrik-pabrik tersebut memproduksi produk susu bayi dan pertumbuhan anak merek Vidoran dengan harga terjangkau, sehingga sangat membantu para orang tua dengan kemampuan ekonomi lemah untuk memberikan susu pertumbuhan anak yang bermutu bagi putra-putri mereka.

Pada tahun 2017 Tempo Scan Group telah mulai membangun pabrik Produk Konsumen dan Kosmetika modern yang berlokasi di Mojokerto, Propinsi Jawa Timur yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi, dan direncanakan akan memulai produksi komersialnya pada awal tahun 2019. Saat ini Tempo Scan Group telah meng-operasikan 9 pabrik di Indonesia.